Diremehkan Saat Beli Jam Tangan, Pria Ini Bayar Pakai Uang 1.400 Lembar

Diremehkan Saat Beli Jam – Kesal dengan pelayanan buruk seorang karyawan warung gadget, seorang pemuda Malaysia membeli jam tangan piawai senilai 1.400 ringgit atau sepadan Rp4,9 juta dengan menerapkan pecahan uang kertas 1 ringgit. Pecahan uang 1 ringgit itu di dapt dari hasil bermain idn poker online terpercaya di indonesia.

Dalam sebuah video berdurasi 10 menit yang viral di media sosial, kelihatan tiga karyawan warung gadget sibuk menghitung ribuan lembar uang kertas 1 ringgit.

Pemuda bernama Muhammad Hafiz Jusoh selaku pemilik Link Alternatif Ibcbet itu mengatakan kejadian berlangsung di sebuah warung gadget di Kuala Terengganu, Terengganu, pada 2018 lalu.

Tetapi video itu baru dibagikan di media sosial https://seribumimpi.org/ pada Senin, 10 Agustus lalu, sebagai tanggapan atas keluhan seorang masyarakat online yang menerima perlakuan kasar dari karyawan sebuah warung gadget merek tenar.

” Waktu itu saya berniat membeli smartwatch (jam tangan piawai) sebab telah lama mengincarnya. Jadi, saya datang ke warung itu dan karyawan perempuan ini memperlakukan saya dengan acuh tidak acuh.

” Sedangkan saat itu hanya ada saya dan seorang teman di warung itu. Karyawan itu tak berkeinginan mendekati saya, jadi saya harus bertanya kepadanya perihal jam itu,” katanya.

Diremehkan Saat Beli Jam – Tetapi Muhammad Hafiz merasa kesal dengan tanggapan yang diberikan oleh karyawan perempuan hal yang demikian. Dikala bertanya fungsinya, Muhammad Hafiz pun dapat jawaban yang tidak nikmat.

” Aku hanya bertanya apa fungsinya. Ia pun menyuruh saya untuk mengamati sendiri keterangan di layar di dinding.

Mungkin Sebab Pakai Celana Pendek dan Sandal Jepit
” Kecuali mengamati saya dengan menjelingkan mata, raut wajahnya juga seperti sedang tidak mood.

” Hanya sebab penampilan saya kurang meyakinkan, menerapkan t-shirt kebesaran, celana pendek dan sandal jepit, melainkan jangan diperlakukan dengan buruk,” katanya.

Diremehkan Saat Beli Jam – Tetapi Muhammad Hafiz konsisten membeli jam tangan piawai idamannya itu di warung gadget yang kebetulan ialah penjual legal merek hal yang demikian.

” Waktu itu penjual legal terdekat rumah saya ada di Kemaman (Terengganu) yang jaraknya kurang lebih 70 kilometer. Jadi, saya tidak ada pilihan dan terpaksa membelinya di warung daftar slot online itu,” katanya.

Bayar Pakai Uang Kertas Pecahan 1 Ringgit
Awalnya Muhammad Hafiz berkeinginan membayar jam tangan piawai itu dengan kartu kredit. Tetapi temannya mencegah. Temannya memberi saran membeli gunakan uang hasil jualan di warung makan milik Muhammad Hafiz.

” Teman bilang ‘Kenapa tidak gunakan uang jualan di warung untuk membayar biar karyawan itu merasakan capeknya menghitung lembaran 1 ringgit berjumlah ribuan’,” kata Muhammad Hafiz.

Diremehkan Saat Beli Jam – Dikala itu Muhammad Hafiz kebetulan membawa tas berisi uang hasil jualan di warung makan yang dikerjakan bersama kakaknya. Waktu itu ada uang sejumlah 2.000 ringgit di tas Muhammad Hafiz yang terdiri dari lembaran 1 ringgit, 5 ringgit dan 10 ringgit.

Butuh Setengah Jam untuk Menghitungnya
” Tetapi kebanyakan uang kertas 1 ringgit. Aku beri semuanya ke karyawan perempuan yang tinggi hati itu. Ia tidak bilang apa-apa melainkan ia memanggil manajer dan rekannya untuk menolong hitung uang.

” Aku juga tidak menghitung uang saya berikan itu. Mereka membutuhkan waktu sekitar separuh jam untuk menghitung harga jam tangan piawai senilai 1.400 ringgit. Kemudian mereka mengatakan kurang 50 ringgit dan saya berikan lima lembar uang kertas 10 ringgit,” ujarnya.

Menurut Muhammad Hafiz, kecuali cafe, ia dan kakaknya juga melakukan cafe dan kantin sekolah. Ia memang menyenangi menerapkan baju yang santai dan tidak ribet.

” Aku menerapkan sandal setiap hari sebab nyaman. Sebelum kejadian itu, saya telah dua kali membeli gadget di warung itu. Aku mungkin dikira pelanggan baru.

” Tetapi, bagus pelanggan konsisten atau baru, harus ia tidak memberikan pelayanan yang buruk semacam itu. Jangan lihat seseorang dari penampilan dan pakaiannya,” pungkas Muhammad Hafiz.